PANGKALAN TNI
AU ADI SOEMARMO
PENERANGAN
DAN PERPUSTAKAAN
LANUD
ADI SOEMARMO
SEJARAH BERDIRINYA
Lanud Adi Soemarmo yang terletak 11
km sebelah barat kota Surakarta pada awalnya merupakan lapangan terbang
darurat yang dibangun tahun 1940. Dengan datangnya tentara Jepang tahun 1942 landasan
tersebut digunakan sebagai basis militer penerbangan tentara jepang, maka
dibangunlah landasan, bangunan-bangunan untuk kantor, asrama, gudang, dapur,
menara dan hanggar.
Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17
Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) Colomadu dan Badan Perjuangan
mengadakan perundingan dengan Komandan Butai
Panasan. Hasil dari perundingan
tersebut menghasilkan keputusan berupa pengosongan oleh tentara jepang.
Dengan
penyerahan lapangan terbang panasan kepada pihak Badan Perjuangan Panasan
merupakan beban yang tidak ringan.
Kegiatan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk organisasi yang
dinamakan penerbangan Surakarta
yang dibentuk tanggal 6 Pebruari 1946.
Peresmian tersebut diramaikan dengan demonstrasi penerbangan dan Joy
Flight dengan pesawat-pesawat yang didatangkan dari Yogyakarta . Organisasi ini merupakan cikal bakal lahirnya
pangkalan udara panasan.
Sejalan
dengan perkembangan situasi dan kondisi organisasi ketentaraan di Indonesia
menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), jawatan penerbangan lebur menjadi
satu yaitu TRI Angkatan Udara. Pada
bulan Mei 1946 telah datang pesawat Cureng dari markas tertinggi TRI Angkatan
Udara di Yogyakarta yang membawa rombongan KSAU Komodor Udara Suryadi
Suryadarma, wakil KSAU Komodor Udara R. Sukarnaen Martodisumo dan Prof. DR.
Abdul Rachman Saleh. Maksud kedatangan
rombongan tersebut untuk menerima penyerahan penerbangan Surakarta dari Divisi IV Surakarta yang terdiri dari Kolonel
Sutarto, Letkol Mursito dan Letkol Sudibyo.
Secara resmi Penerbangan Surakarta
menjadi Pangkalan Udara Panasan yang merupakan integral dari Angkatan
Udara. Sebagai Komandan Pangkalan Udara
Panasan dijabat oleh Opsir Muda Udara I Soeyono, Opsir Muda Udara II Ali Sutopo
sebagai wakil dan Opsir Muda Udara III Sartolo sebagai Kegartier Master.
Tanggal
16 Maret 1959 merupakan lembaran baru bagi Pangkalan Angkatan Udara Panasan
(Detasemen AU Panasan) yang telah ikut aktif mendukung pembangunan dalam
pendidikan anggota TNI AU. Detasemen AU
Panasan membuka pendidkan Depot Batalyon Calon Prajurit (Caper) angkatan
pertama.
Berdasarkan
Surat Keputusan KASAU Nomor : 306 tanggal 19 September 1959 terhitung mulai 1
September 1959 Depot Batalyon Calon Prajurit ditetapkan menjadi Pusat
Pendidikan Kemiliteran Angkatan Udara (PPKAU) yang berkedudukan di Pangkalan
Angkatan Udara Panasan. Pendidikan
Calon Prajurit Angkatan ke-2 dibuka tanggal 28 September 1959, selanjutnya
Pendidikan Sekolah Dasar Perwira (SEDASPA) dibuka tanggal 18 Januari 1960. Tempat pendidikan tersebut mempunyai motto “ Mendidik dan membangun atau membangun dan
mendidik” yang bermakna untuk
menggembleng personel Angkatan Udara yang berkualitas, bermental baja dan
berdisiplin tinggi. Salah satu Alumnus PPKAU adalah Marsekal TNI Rilo Pambudi
(mantan KSAU).
PPKAU
yang merupakan pusat pendidikan Angkatan Udara, pada tanggal 27 Juni 1965
diresmikan oleh Menteri/Panglima Angkatan Udara menjadi Wing Pendidikan
(Wingdik) Pangkalan Angkatan Udara Panasan dijabat oleh Kolonel Udara Suyoto
sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Udara Panasan. Wingdik 4 membawahi 3 Kesatuan Pendidikan
yaitu : Kesatuan Pendidikan 010, Kesatuan Pendidikan 011 dan Kesatuan
Pendidikan 004. Wing Pendidikan 4 tidak
hanya mendidik anggota-anggota TNI AU, tetapi juga tempat penggemblengan para
sarjana untuk menjadi militer.
Sejalan
dengan kemajuan sistem manajemen dan penyempurnaan Organisasi TNI AU, maka
mutlak diperlukan adanya pemisahan wewenang, fungsi, tugas dan tanggung jawab
antara Wing Pendidikan 4 dengan Pangkalan Angkatan Udara Panasan. Berdasarkan radiogram No :165 tanggal 11 Juni
1966 dilaksanakan pemisahan dan sekaligus diadakan penggantian Komandan dari Kolonel
Udara Suyoto kepada Mayor Udara Parjaman berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Pangau
No :54/Pers-MP/1966 tanggal 17 Mei 1966.
Wing Pendidikan 4 hanya mempunyai wewenang fungsi, tugas dan tanggung
jawab dibidang pendidikan, sedangkan tugas mengurus pemeliharaan/perawatan
kesatuan menjadi tugas dan tanggung jawab Pangkalan.
Perkembangan
selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan KASAU No : Skep/07/VIII/1977 tanggal 25
Juli 1977 Wing Pendidikan 4 Pangkalan Angkatan Udara Panasan berubah nama menjadi Wing Pendidikan 4 Pangkalan Udara
Utama (Lanuma) Adi Soemarmo. Sebagai
Komandan Lanuma Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Suharjo.
Nama
Adi Soemarmo diambil dari nama seorang tokoh TNI AU yang gugur dalam peristiwa
29 Juli 1947. Pesawat Dacota VT CLA
yang membawa obat-obatan sumbangan dari palang merah internasional telah
ditembak oleh pesawat pemburu Belanda Kitty Hawk. Pesawat tersebut jatuh didaerah Ngoto
Yogyakarta. Tewas dalam pesawat tersebut
selain Adi Soemarmo juga Komodor Muda Udara Adi Sutjipto dan Komodor Udara
Abdul Rachman Saleh.
Pada
tahun 1985 Wing Pendidikan 4 Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Adi Soemarmo
dilikuidasi menjadi Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo. Tugas pokoknya sebagai penyelenggara
pendidikan calon prajurit TNI AU maupun Sekolah Pembentukan dan Kejuruan. Disamping penyelenggara pendidikan Prajurit
dan calon Prajurit TNI AU Lanud Adi Soemarmo juga melaksanakan tugas-tugas
operasi dan Pertahanan Pangkalan.
LANUD
ADI SOEMARMO SEBAGAI KAWAH CANDRADIMUKA BAGI PRAJURIT ANGKATAN UDARA
Lanud
Adi Soemarmo melaksanakan fungsi dan kegiatannya sebagai tempat pendidikan TNI
Angkatan Udara yang mewakili lembaga pendidikan, antara lain :
1.
Secapa (Sekolah Calon Perwira)
2.
Secaba (Sekolah Calon Bintara)
3.
Secata (Sekolah Calon Tamtama)
4.
Sejurpas (Sekolah Kejuruan Pasukan)
5.
Sejurjasmil (Sekolah Kejuruan Jasmani Militer
Pada
waktu Komandan Lanud Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Surya Dharma S.IP
(1999) terdapat perubahan nama dan tambahan pada lembaga-lembaga pendidikan.
Berdasarkan Surat Keputusan KSAU No:
Skep/4/III/1999 Lanud Adi Soemarmo membawahi 5 Skadron Pendidikan (Skadik), yaitu
Skaron Pendidikan 401, Skadron
Pendidikan 402, Skadron Pendidikan 403, Skadron Pendidikan 404 dan Skadron
Pendidikan 405.
Skadron
Pendidikan (Skadik) 401
Tugas
dan fungsinya mendidik siswa calon Perwira dan Ikatan Dinas Pendek (IDP)/
sekarang Pendidikan Sekolah Dinas Pendek (PSDP) Penerbang TNI/POLRI. Perubahan nama dari Secapa menjadi Skadik 401
menyelenggarakan Pendidikan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) yang dulu
disebut Secapa. Pendidikan tersebut
diikuti oleh Bintara yang memenuhi syarat akademik maupun fisik untuk menjadi
seorang perwira. Lembaga ini diharapkan
mampu mencetak perwira yang mempunyai kepribadian, kecakapan dan kemampuan
serta kondisi fisik yang memadai untuk kebutuhan organisasi TNI AU.
Selain
mendidik siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa), Skadik 401 juga
menyelenggarakan Pendidikan Sekolah Dinas Pendek Penerbang TNI/Polri. Sasaran
pendidikan tersebut adalah mencetak Prajurit yang memiliki kepribadian Sapta Marga dan berideologi
Pancasila, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar keprajuritan, serta
mempunyai kesemaptaan jasmani.
Skadik
401 juga menyelenggarakan Suspainskemil (Kursus Perwira Instruktur Kemiliteran)
yang bertujuan membekali calon
instruktur militer yang siap mengawaki
lembaga - lembaga pendidikan di lingkungan TNI AU.
Skadron
pendidikan (Skadik) 402
Merupakan
lembaga pendidikan yang tugas dan fungsinya mendidik siswa sekolah dasar
kecabangan Paskhas dan Provost TNI AU. Perkembangan selanjutnya terjadi bulan Maret
2002 dimana skadik 402 menjadi penyelenggara pendidikan radar yang meliputi Sekolah
Kejuruan Dasar Pemeliharaan (Sejursahar) Radar Umum, Sekolah Kejuruan Dasar Pemeliharaan
(Sejursahar) Radar Darat, Sekolah Lanjutan
Tamtama (Sejurlata) Mondar dan Sekolah Kejuruan Dasar Tamtama (Sejursarta) Mondar.
Pendidikan tersebut diikuti oleh Bintara
dan Tamtama.
Selanjutnya
penyelenggaraan pendidikan Sekolah Dasar Kecabangan (Sesarcab) Provost TNI AU yang
sekarang menjadi POM TNI AU diselesaikan di Skadik 401, sedangkan Sekolah Dasar
(Sesarcab) Paskhas dilaksanakan di Skadik 204 Lanud Sulaiman.
Skadron
Pendidikan (Skadik) 403
Menyelenggarakan
pendidikan bagi calon prajurit yang berasal dari masyarakat umum maupun dari
tamtama TNI AU yang terpilih dan memenuhi syarat. Sekolah- sekolah yang diadakan Skadik 403,
yaitu
1.
Sekolah Pertama Bintara prajurit
karir pria (Semaba PK
pria)
2.
Sekolah Pertama Bintara prajurit karir wanita (Semaba PK wanita)
3.
Sekolah Pembentukan Bintara (Setukba)
Skadron Pendidikan (Skadik) 404
Skadik 404 yang sebelumnya barnama Secata
(Sekolah Calon Tamtama) merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah Lanud
Adi Soemarmo bertugas mendidik calon tamtama TNI AU.
Dalam pelaksanaan tugas operasional
pendidikan, Skadik 404 bertujuan membentuk prajurit siswa menjadi prajurit TNI
AU yang memiliki kepribadian Sapta Marga dan keterampilan dasar keperajuritan
juga mempunyai pengetahuan keterampilan dasar golongan tamtama serta memiliki
kemampuan yang memadai.
Skadron Pendidikan (Skadik) 405
Sekolah Kejuruan Pasukan (Sejurpas),
Sekolah Kejuruan Jasmani Militer (Sejurjasmil) dan Sekolah Radar Umum tahun 2000 dilikuidasi
menjadi skadik 405. Sebagai
Komandan dijabat Mayor Pasukan Topo Purwono.
Skadik. Pendidikan yang diselenggarakan
adalah
1.
Sejursarta
Paskhas, Provos
2.
Sejurlata
Paskhas, Pom AU
3.
Sejurba
Paskhas, Pom AU, Jas
4.
Susbamenjur
Paskhas, POM, Jas
5.
Sesarcap
Pom AU
6.
Sekolah
Radar Umum
7.
Sekolah
Radar Darat
Perkembangan
situasi menuntut TNI yang Profesional dan efektif. Pendidikan
yang di selenggarakan Skadik 405 dipindahkan di Skadik lain. Sekolah Kejuruan Paskhas
seluruhnya dipindahkan ke Skadik 204 Lanud Sulaiman Bandung, sedangkan Sekolah Radar
Umum dan Radar Darat dipindahkan ke Skadik 402 Lanud Adi Soemarmo. Perkembangan
selanjutnya Skadik 405 lebih memusatkan untuk mendidik para Perwira, Bintara
dan Tamtama dibidang kejuruan POM AU dan Jasmani Militer .
Pendidikan
yang di laksanakan di Skadik 401,402,403,404,405 di bawah Lanud Adi Soemarmo
telah menghasilkan ribuan prajurit TNI AU. Dengan demikian Lanud Adi Soemarmo telah
berperan dalam pembangunan Nasional terutama dibidang pertahanan Negara.