Senin, 28 September 2015

PANGKALAN TNI AU ADI SOEMARMO
PENERANGAN DAN PERPUSTAKAAN


LANUD ADI SOEMARMO


SEJARAH BERDIRINYA

            Lanud Adi Soemarmo yang terletak 11 km sebelah barat kota Surakarta pada         awalnya merupakan lapangan terbang darurat yang dibangun tahun 1940.      Dengan  datangnya tentara Jepang tahun 1942 landasan tersebut digunakan sebagai basis militer penerbangan tentara jepang, maka dibangunlah landasan, bangunan-bangunan untuk kantor, asrama, gudang, dapur, menara dan hanggar.

           Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) Colomadu dan Badan Perjuangan mengadakan perundingan dengan Komandan Butai   Panasan.   Hasil dari perundingan tersebut menghasilkan keputusan berupa pengosongan oleh tentara jepang.

            Dengan penyerahan lapangan terbang panasan kepada pihak Badan Perjuangan Panasan merupakan beban yang tidak ringan.   Kegiatan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk organisasi yang dinamakan penerbangan Surakarta yang dibentuk tanggal 6 Pebruari 1946.    Peresmian tersebut diramaikan dengan demonstrasi penerbangan dan Joy Flight dengan pesawat-pesawat yang didatangkan dari Yogyakarta.  Organisasi ini merupakan cikal bakal lahirnya pangkalan udara panasan.

            Sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi organisasi ketentaraan di Indonesia menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), jawatan penerbangan lebur menjadi satu yaitu TRI Angkatan Udara.  Pada bulan Mei 1946 telah datang pesawat Cureng dari markas tertinggi TRI Angkatan Udara di Yogyakarta yang membawa rombongan KSAU Komodor Udara Suryadi Suryadarma, wakil KSAU Komodor Udara R. Sukarnaen Martodisumo dan Prof. DR. Abdul Rachman Saleh.   Maksud kedatangan rombongan tersebut untuk menerima penyerahan penerbangan Surakarta dari Divisi  IV Surakarta yang terdiri dari Kolonel Sutarto, Letkol Mursito dan Letkol Sudibyo.   Secara resmi Penerbangan Surakarta menjadi Pangkalan Udara Panasan yang merupakan integral dari Angkatan Udara.  Sebagai Komandan Pangkalan Udara Panasan dijabat oleh Opsir Muda Udara I Soeyono, Opsir Muda Udara II Ali Sutopo sebagai wakil dan Opsir Muda Udara III Sartolo sebagai Kegartier Master.

            Tanggal 16 Maret 1959 merupakan lembaran baru bagi Pangkalan Angkatan Udara Panasan (Detasemen AU Panasan) yang telah ikut aktif mendukung pembangunan dalam pendidikan anggota TNI AU.  Detasemen AU Panasan membuka pendidkan Depot Batalyon Calon Prajurit (Caper) angkatan pertama.

            Berdasarkan Surat Keputusan KASAU Nomor : 306 tanggal 19 September 1959 terhitung mulai 1 September 1959 Depot Batalyon Calon Prajurit ditetapkan menjadi Pusat Pendidikan Kemiliteran Angkatan Udara (PPKAU) yang berkedudukan di Pangkalan Angkatan Udara Panasan.   Pendidikan Calon Prajurit Angkatan ke-2 dibuka tanggal 28 September 1959, selanjutnya Pendidikan Sekolah Dasar Perwira (SEDASPA) dibuka tanggal 18 Januari 1960.  Tempat pendidikan tersebut mempunyai motto “ Mendidik dan membangun atau membangun dan mendidik”  yang bermakna untuk menggembleng personel Angkatan Udara yang berkualitas, bermental baja dan berdisiplin tinggi. Salah satu Alumnus PPKAU adalah Marsekal TNI Rilo Pambudi (mantan KSAU).

            PPKAU yang merupakan pusat pendidikan Angkatan Udara, pada tanggal 27 Juni 1965 diresmikan oleh Menteri/Panglima Angkatan Udara menjadi Wing Pendidikan (Wingdik) Pangkalan Angkatan Udara Panasan dijabat oleh Kolonel Udara Suyoto sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Udara Panasan.    Wingdik 4 membawahi 3 Kesatuan Pendidikan yaitu : Kesatuan Pendidikan 010, Kesatuan Pendidikan 011 dan Kesatuan Pendidikan 004.  Wing Pendidikan 4 tidak hanya mendidik anggota-anggota TNI AU, tetapi juga tempat penggemblengan para sarjana untuk menjadi militer.

            Sejalan dengan kemajuan sistem manajemen dan penyempurnaan Organisasi TNI AU, maka mutlak diperlukan adanya pemisahan wewenang, fungsi, tugas dan tanggung jawab antara Wing Pendidikan 4 dengan Pangkalan Angkatan Udara Panasan.  Berdasarkan radiogram No :165 tanggal 11 Juni 1966 dilaksanakan pemisahan dan sekaligus diadakan penggantian Komandan dari Kolonel Udara Suyoto kepada Mayor Udara Parjaman berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Pangau No :54/Pers-MP/1966 tanggal 17 Mei 1966.   Wing Pendidikan 4 hanya mempunyai wewenang fungsi, tugas dan tanggung jawab dibidang pendidikan, sedangkan tugas mengurus pemeliharaan/perawatan kesatuan menjadi tugas dan tanggung jawab Pangkalan.

            Perkembangan selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan KASAU No : Skep/07/VIII/1977 tanggal 25 Juli 1977 Wing Pendidikan 4 Pangkalan Angkatan Udara Panasan berubah nama  menjadi Wing Pendidikan 4 Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Adi Soemarmo.  Sebagai Komandan Lanuma Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Suharjo.

            Nama Adi Soemarmo diambil dari nama seorang tokoh TNI AU yang gugur dalam peristiwa 29 Juli 1947.   Pesawat Dacota VT CLA yang membawa obat-obatan sumbangan dari palang merah internasional telah ditembak oleh pesawat pemburu Belanda Kitty Hawk.   Pesawat tersebut jatuh didaerah Ngoto Yogyakarta.  Tewas dalam pesawat tersebut selain Adi Soemarmo juga Komodor Muda Udara Adi Sutjipto dan Komodor Udara Abdul Rachman Saleh.

            Pada tahun 1985 Wing Pendidikan 4 Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Adi Soemarmo dilikuidasi menjadi Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo.   Tugas pokoknya sebagai penyelenggara pendidikan calon prajurit TNI AU maupun Sekolah Pembentukan dan Kejuruan.  Disamping penyelenggara pendidikan Prajurit dan calon Prajurit TNI AU Lanud Adi Soemarmo juga melaksanakan tugas-tugas operasi dan Pertahanan Pangkalan.


LANUD ADI SOEMARMO SEBAGAI KAWAH CANDRADIMUKA BAGI PRAJURIT ANGKATAN UDARA

            Lanud Adi Soemarmo melaksanakan fungsi dan kegiatannya sebagai tempat pendidikan TNI Angkatan Udara yang mewakili lembaga pendidikan, antara lain :

1.    Secapa (Sekolah Calon Perwira)
2.    Secaba (Sekolah Calon Bintara)
3.    Secata (Sekolah Calon Tamtama)
4.    Sejurpas (Sekolah Kejuruan Pasukan)
5.    Sejurjasmil (Sekolah Kejuruan Jasmani Militer

            Pada waktu Komandan Lanud Adi Soemarmo dijabat oleh Kolonel Pnb Surya Dharma S.IP (1999) terdapat perubahan nama dan tambahan pada lembaga-lembaga pendidikan.   


Berdasarkan Surat Keputusan KSAU No: Skep/4/III/1999 Lanud Adi Soemarmo membawahi 5 Skadron Pendidikan (Skadik), yaitu  Skaron Pendidikan 401, Skadron Pendidikan 402, Skadron Pendidikan 403, Skadron Pendidikan 404 dan Skadron Pendidikan 405.

Skadron Pendidikan (Skadik) 401

            Tugas dan fungsinya mendidik siswa calon Perwira dan Ikatan Dinas Pendek (IDP)/ sekarang Pendidikan Sekolah Dinas Pendek (PSDP) Penerbang TNI/POLRI.  Perubahan nama dari Secapa menjadi Skadik 401 menyelenggarakan Pendidikan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) yang dulu disebut Secapa.  Pendidikan tersebut diikuti oleh Bintara yang memenuhi syarat akademik maupun fisik untuk menjadi seorang perwira.  Lembaga ini diharapkan mampu mencetak perwira yang mempunyai kepribadian, kecakapan dan kemampuan serta kondisi fisik yang memadai untuk kebutuhan organisasi TNI AU.

            Selain mendidik siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa), Skadik 401 juga menyelenggarakan Pendidikan Sekolah Dinas Pendek  Penerbang TNI/Polri.   Sasaran pendidikan tersebut adalah mencetak Prajurit yang memiliki          kepribadian Sapta Marga dan berideologi Pancasila, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar keprajuritan, serta mempunyai kesemaptaan jasmani.   

            Skadik 401 juga menyelenggarakan Suspainskemil (Kursus Perwira Instruktur Kemiliteran)  yang bertujuan membekali calon instruktur  militer yang siap mengawaki lembaga - lembaga pendidikan di lingkungan TNI AU.


Skadron pendidikan (Skadik) 402

            Merupakan lembaga pendidikan yang tugas dan fungsinya mendidik siswa sekolah dasar kecabangan Paskhas dan Provost TNI AU.   Perkembangan selanjutnya terjadi bulan Maret 2002 dimana skadik 402 menjadi penyelenggara pendidikan radar yang meliputi Sekolah Kejuruan Dasar Pemeliharaan (Sejursahar) Radar Umum, Sekolah Kejuruan Dasar Pemeliharaan (Sejursahar) Radar Darat,  Sekolah Lanjutan Tamtama (Sejurlata) Mondar dan Sekolah Kejuruan Dasar Tamtama (Sejursarta) Mondar.   Pendidikan tersebut diikuti oleh Bintara dan Tamtama.

            Selanjutnya penyelenggaraan pendidikan Sekolah Dasar Kecabangan (Sesarcab) Provost TNI AU yang sekarang menjadi POM TNI AU diselesaikan di Skadik 401, sedangkan Sekolah Dasar (Sesarcab) Paskhas dilaksanakan di Skadik 204 Lanud Sulaiman.

Skadron Pendidikan (Skadik) 403

            Menyelenggarakan pendidikan bagi calon prajurit yang berasal dari masyarakat umum maupun dari tamtama TNI AU yang terpilih dan memenuhi syarat.  Sekolah- sekolah yang diadakan Skadik 403, yaitu

            1.         Sekolah Pertama Bintara prajurit karir pria (Semaba PK pria)
2.            Sekolah Pertama Bintara prajurit karir wanita (Semaba PK wanita)
3.            Sekolah Pembentukan Bintara (Setukba)





Skadron Pendidikan (Skadik) 404

            Skadik 404 yang sebelumnya barnama Secata (Sekolah Calon Tamtama) merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah Lanud Adi Soemarmo bertugas mendidik calon tamtama TNI AU.
            Dalam pelaksanaan tugas operasional pendidikan, Skadik 404 bertujuan membentuk prajurit siswa menjadi prajurit TNI AU yang memiliki kepribadian Sapta Marga dan keterampilan dasar keperajuritan juga mempunyai pengetahuan keterampilan dasar golongan tamtama serta memiliki kemampuan yang memadai.

Skadron Pendidikan (Skadik) 405

            Sekolah Kejuruan Pasukan (Sejurpas), Sekolah Kejuruan Jasmani Militer (Sejurjasmil)  dan Sekolah Radar Umum tahun 2000 dilikuidasi menjadi skadik 405. Sebagai Komandan dijabat Mayor Pasukan Topo Purwono.   Skadik. Pendidikan  yang diselenggarakan adalah

1.    Sejursarta Paskhas, Provos
2.    Sejurlata Paskhas, Pom AU
3.    Sejurba Paskhas, Pom AU, Jas
4.    Susbamenjur Paskhas, POM, Jas
5.    Sesarcap Pom AU
6.    Sekolah Radar Umum
7.    Sekolah Radar Darat
           
            Perkembangan situasi menuntut TNI yang Profesional dan efektif.   Pendidikan yang di selenggarakan Skadik 405 dipindahkan di Skadik lain. Sekolah Kejuruan Paskhas seluruhnya dipindahkan ke Skadik 204 Lanud Sulaiman Bandung, sedangkan Sekolah Radar Umum dan Radar Darat dipindahkan ke Skadik 402 Lanud Adi Soemarmo.  Perkembangan selanjutnya Skadik 405 lebih memusatkan untuk mendidik para Perwira, Bintara dan Tamtama dibidang kejuruan POM AU dan Jasmani Militer .

Pendidikan yang di laksanakan di Skadik 401,402,403,404,405 di bawah Lanud Adi Soemarmo telah menghasilkan ribuan prajurit TNI AU.  Dengan demikian Lanud Adi Soemarmo telah berperan dalam pembangunan Nasional terutama dibidang pertahanan Negara.